Boby episode 6







Jam lima sore. Seorang yang dahulu remaja muda, sekarang adalah pembunuh berdarah dingin. Boby ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya. Orang tuanya di bunuh dengan kejam oleh polisi salah satunya yang telah dia bunuh bernama denis. Dia melangkahkan kakinya dan keluar  dari tempat yang dianggapnya sebagai rumah selama bertahun tahun. Keluar melangkahkan kaki memasuki dunia kenangan tragis, sambil membawa Ransel yang berisi makanan dan kapak untuk berjaga-jaga. Boby sudah menjadi mesin pembunuh kecil. Pikirannya di penuhi aroma pembunuhan. Pikiran yang sudah bersemayam di otak saikonya sejak dia lahir., dan Boby teringat akan malam dimana dia melihat seluruh anggota keluarganya dibantai. Namun dia tetap akan berdiri perasaan seperti itu sungguh tidak mungkin saat ini. Karena Boby hanya tercipta untuk satu tujuan, hanya satu. Kematian.

Kemudian dia berhenti berjalan, dia duduk sebentar memakan Roti yang ada di ranselnya, sepotong Roti melumuri bibir  nya dan terasa olehnya suatu sensasi yang aneh. Sesuatu yang genting menohok pemikirannya. Dia berdiri mematung di jalan itu, menatap keluar ke arah jalan raya di seberang sana. Boby memeriksa Ranselnya, yang berisi makanan , Obor , bensin, Korek  dan tentu saja sebilah kapak. Boby tahu ada sesuatu yang salah. Perasaan yang menohok itu adalah campuran dari hasrat untuk membunuh lagi, dan sesuatu yang sangat berbeda dari yang pernah dia rasakan.

Dia menerjang menuju jalan tersebut, menuju kedalam malam yang dingin dan basah. Sekarang Boby berada di sebuah jalan gelap, penerangannya hanya bersumber dari lampu jalan yang remang remang. Hujan masih mengguyur, membasahi punggung Boby. Dia mulai melangkah menuju makam tersebut  Si pembantai itu semakin dekat dengan tujuan nya  hadapannya. Sekilas dia menoleh ke kanan. Boby yang sedikit lagi sampai di pemakaman. Sebuah pemikiran merangsek otak Boby , seperti angin yang bertiup di siang bolong. Sisa sisa dari keluarganya berada di pemakaman itu, hanya berjarak satu kaki darinya, dan membuatnya tertegun.

Dia menggerakkan kakinya menuju ke pemakaman. Dia terpeleset , dia bangun lagi dan melanjutkan langkahnya. Dia pun tiba di sana. Bau busuk kematian dari Boby menyebar, dari jaket putih kesayangannya Boby memandang ke sebuah nisan batu yang lembab. Hari sudah gelap jadi Boby kesulitan membaca tulisan yang terukir di sana, karena itu, diapun hanya berdiri dan menatap dalam diam..

Boby pun segera masuk menuju makam. Sambil berhati-hati, matanya menerawang ke sebuah gubuk yang berada beberapa kaki jauhnya dari yang lain. Gubuk tersebut biasanya di gunakan istirahat penjaga makam. Diapun mengacuhkan hal itu, dan melangkah lebih jauh dalam kegelapan. Sambil memimnggul ransel, dia meneliti keseluruhan makam dalam keadaan gelap total. Kegelapan makam mengingatkan boby akan sebuah ruang gelap, dimana dia bisa dengan mudah memotong kepala para korbannya tanpa terlihat Dia melanjutkan langkahnya, dan semakin terpesona. Kegelapan yang hampa melingkupinya. Berbisik dia pada dirinya sendiri sesuatu yang tak jelas, dia mulai berlari kecil. Ada sesuatu yang terasa agak aneh. Boby melihat bayangan dalam gubuk tersebut . beruntung cahaya bulan malam itu menerasngi gubuk tersebut. boby merasakan intaian di batas penglihatannya. bayangan yang biasa, tak ada yang aneh. Suara derik jangkrik semakin riuh sembari Boby meneliti keadaan sekitarnya.
"Ayolah pengecut, aku tak suka bermain main, apalagi petak umpet."

Setelah berteriak seperti itu, boby melihat langkah yang semakin mendekat dan menuju dirinya Dia memasang kuda-kuda sebagai tanda siap bertarung. Dan terlihat oleh Boby polisi tersebut

"Dasar tikus  sial, kalian ini memang tak lebih daripada hama."

dia melihat tikus yang berlarian di makam tersebut

Boby pun melanjutkan langkahnya namun  sebuah suara kencang seperti tembakan menyeruak di kepalanya. Yang ternyata hanya imajinasi sinting Boby, karena makam tersebut tetap sunyi. Langkahnya berderap kencang, dia bersumpah serapah begitu bising. Hal seperti ini tak pernah dia risaukan sebelumnya.

Kebisingan yang menenggelamkan lambat laun menghilang. Boby terduduk menyandar di sebuah batu nisan dia hendak menyalakan obor untuk mencari makam keluarganya . namun karena dikagetkan sebuah kucing obor tersebut terlepas beruntung dia belum menyalakannya . obor tersebut mengelinding dan mengarah ke sebuah kaki yang sedari tadi berdiri namun kaki tadi segera berlari menghindari Boby

Dia kemudian mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang mengintainya dari dalam kegelapan, menguntitnya sejak tadi.


"Sudah cukup, aku tak sudi main main. Dimana kau, dasar sialan!?" bentak Boby dengan kencang menunggu sebuah respon. Diapun segera mendapat respon. Ketika dia hendak berjalan lagi, dia merasakan gelitikan lembut di lehernya.


"Itu bukan angin sial, pengecut. Keluar atau kuhabisi kau!" Boby  mulai emosi. Tempat ini benar benar aneh, tapi dia begitu menikmati berada di sana setiap menitnya. Dengan sigap, dikeluarkannya sebuah kapak dari Ranselnya dan Boby memulai ancang-ancang

"Keluarlah kau tolol!" teriaknya. "Tak usah ngumpet terus, aku akan menguliti setiap lapis kulit kayu untuk menggorok lehermu!"


Boby mengacungkan kapaknya ke arah Sebuah bayangan yang dilihatnya, ia hendak menyerangnnya.. namun dia bingung Tak tahu harus bagaimana, dia segera menoleh ke sebelah kiri, dan menghunus ke gelapnya malam. Dia menatap ke jejeran makam, dan mendapati sesuatu yang tak di duga duga olehnya. Di hadapan bocah saiko itu berdiri pria berbaju polisi, bersih, kekar, dan amat tinggi. Hanya itu awalnya yang diamati Boby, karena kegelapan mengganggu penglihatannya. 

Ketika matanya mulai fokus, dengan cepat dia dapat melihat keseluruhan penampakan pria itu. Yang sangat kekar, potongannya Gundul,. Sambil Boby meneliti wajah pria itu, segera dia menyadari bahwa itu adalah Juan pengganti Denis yang waktu itu ia bunuh. Dia mengamati "Makhluk" ini dari wajah, mata, hidung, dan mulut. Dan bukannya terkejut, Boby malah memaki makhluk di hadapannya itu,

"Jadi kau si tolol yang mengikutiku dari tadi ya heh?"

Tatap Boby sekali lagi pada wajah kosong itu.

Kau tahu, aku tak tahu manusia apaan kau ini, tapi kau mengingatkanku pada diriku sendiri"
kau akan menyusul Denis ke neraka Boby tergelak tak terkendali oleh celetukannya sendiri. Belum berhenti tawanya, tiba tiba suara  tembakan udara berbunyi menyeruak gendang telinganya, hingga membuatnya terkejut. Dia terkungkung oleh kegelapan yang mendadak melingkupinya sambil membekap kedua telinganya yang nyeri. Suara tembakan dari Sosok yang baru saja di ejeknya itu sekarang menyebabkan dia amat sangat kesakitan telingahnya, bagian wajah orang itu terdapat sepasang mata menghadap lurus ke arah Boby. Pada titik itu, Boby terlonjak. Menghempaskan kesakitannya, mengayunkan kapaknya, dan mulai menyerang. Tapi gerakannya sia sia, pria itu sungguh cepat gerakannya , mungkin ilmu beladirinya lebih tinggi , Pria itu dapat menghindari serangan Boby yang cepat.

Si pria itu menyerang balik. Dia memukul wajah anak remaja itu hingga terkapar ,  Membuat Boby terhenyak. Dia hendak menyerang lagi namun tendangan Juan tepat mengenai perutnya dan Boby jatuh untuk kedua kalinya , sadar bahwa tak mungkin dia melawan  polisi tersebut dalam kegelapan Boby segera kabur dari penyerangnya, dan mendapati diri sudah sampai di tempat di mana dia tadi masuk ke makam tersebut . dia keluar makam dan berdiri di jalan raya yang cukup remang

color: #222222; font-family: ""sans-serif"","serif"; letter-spacing: .2pt;">Dia mengambil nafas , polisi tadi mengejar dan mendekatkan dirinya , ke sini kau keparat lawan aku 
Boby kembali memasang kuda – Kuda dan masih memegang kapak
Pengharapan Boby terkabul, Juan muncul dan mendekat. Terlihat agak enggan juan  untuk menyerangnya terlebih dahulu  Namun akhirnya, dia pun menerjang Boby . Insting sang psikopat kembali menajam, dia meloncat menyongsong si pria tersebut..


Boby lalu menyerang dengan kapaknya dia berhasil melukai lengan pria tersebut .Darah mengucur dari lukanya. Walaupun begitu sang polisi tersebut tak menunjukan emosi apapun, Juan hendak menyerang Boby lagi. Dia menendang perut Boby lagi , Boby terjungkal dia mundur dengan tetap memasang kuda – kuda. Boby berlari  kembali menuju makam tersebut Juan lalu mendekat dan mencekik leher Boby lalu Dia membantingnya , Bantingan Juan membuat Tubuh Boby kesakitan Kapaknya terlepas, Punggungnya mengenai salah satu Nisan keramik Darah dari kulitnya segera menggenangi tanah dengan cairan merah. Dia bangkit dengan agak sempoyongan.

"Cuma itu kemampuanmu Juan?" "pukulan ayahku dengan sabuknya lebih kuat daripada Bantingan anehmu yang lemah itu!"

Juan tetap tak merespon, dan langsung menyerang. Dia merenggut sebuah batu besi dari salah satu makam, tapi sebelum dia berhasil meraihnya, Boby berhasil meraih kapaknya lalu kemudian melemparkannya menghunus ke arah Juan. Keakuratan lemparan Boby tak diragukan, kapak itu menancap di punggung juan.

Kulitnya Robek pakaiannya basah oleh darah. Punggung itu benar benar basah oleh darah. Juan lalu membalikan badan menghadap Boby lagi Di tangan kirinya tergenggam sepotong batu granit, yang kemudian langsung di hunjamkan ke samping kepala Boby. Boby terhempas ke tanah sekali lagi, hampir tak sadarkan diri.

>Belum pulih dari ketidaksadarannya, dia sudah berada dalam cekikan si pria itu, yang kemudian melemparkan tubuhnya ke arah nisan nisan makam. Menghancurkan sebuah nisan oleh benturan dengan tubuh Boby . Boby kembali bangkit sekali lagi, matanya terfokus pada nisan yang hancur itu, dan kedua bola mata hitamnya melebar.

>Boby segera mengenali tulisan yang terukir di sana. Tulisan dari nama Ibunya , Sesuatu merasuk dalam diri Boby. Amarah yang tak terbendung tiba tiba memenuhinya, dan dia merangsek menuju ke arah Juan dengan kecepatan luar biasa. kapaknya segera menuju dada dan tembus ke pakaian Juan, lalu menghunus kulit pucatnya. 

"Ayolah jahanam, aku belum selesai denganmu!" seru Boby "Aku ingin membantumu tidur nyenyak Juan! Kau kelihatan lelah banget!"

Apapun itu yang merasuki Boby membuat kegilaan menguasainya. Dia menjadi hilang akal. Dia berlari mengejar Juan, Boby sampai di Area Pintu makam font-family: ""sans-serif"","serif"; letter-spacing: .2pt;">
Boby kelelahan mengejar Juan, Boby kesakitan hingga kurang berhati hati sehingga dia tersandung sebuah Nisan Hingga semua isi kantong Ransel Boby  terlontar keluar. Barang barang itu bertebaran di tanah. Boby mendongak menampakan wajahnya yang penuh luka dan berlumuran darah, tercium olehnya.



Boby mengarahkan nyala apinya ke depan supaya dia dapat melihat dimana kapaknya berada, yang ternyata persis di dekatnya. Tapi sebelum dia bergerak meraihnya, tiba tiba Juan muncul di hadapannya. Wajah Juan yang  mulus sekarang penuh luka gores dan darah berwarna hitam. Meskipun dia terlihat kesakitan, Juan tetap tangguh.



Juan menendang perut Boby Hingga terpental di sebuah Gubuk penjaga makam tersebut , Boby beristirahat sebentar namun Obor  di genggaman Boby terlucut karena darah melicinkan telapak tangannya. Bara api kecil itu terjatuh di tanah. Api kecil itu memercik menghanguskan tanah bersamaan dengan pemantiknya. Kedua orang  itu hendak segera menjauh dari kobaran api yang membakar gubuk tersebut . Namun sebelum mereka berdua cukup menjauh, nyala api itu sudah menyebar akibat Bensin Yang di bawa Boby di ranselnya Bocor , Boby membuang ranselnya dan berusaha berlari  

Belum sempat berlari Boby kembali bertemu Juan lalu Juan mencekik Boby lagi dan melemparkannya ke gubuk tersebut ,  Juan tak menghiraukan apa yang terjadi, dan masih berusaha menyerang Boby. Boby melawan balik, tak mempedulikan kobaran api oranye kemerahan yang menjilat jilat menghanguskan tempat di sekelilingnya.
Sayangnya, Boby tercekik lagi oleh Juan. Juan membanting Boby lagi  , Boby pun tak diam saja, dia memukuli Juan, dan suara retakan tulang terdengar kencang. Rasa sakit dadakan itu, mengejutkan , Juan lalu membalas pukulan Boby , Pukulan keras itu mengenai wajah Boby dan terhempas sebuah pohon besar di samping Gubuk tersebut. Benturan itu menimbulkan nyeri yang sangat di punggung Boby. Masih dalam kesakitan, Boby sudah tak mampu bangkit lagi , dia tak kuat berdiri
Darah muncrat dari mulut dan lukanya yang menganga sambil dia berteriak kesakitan.Juan pun pergi menjauh. Dia merasa Boby akan segera meninggal , .Juan melihat dari kejauhan Boby yang berusaha melepaskan diri. Namun pada titik itu, Juan  tahu Boby sudah tak mungkin bangkit lagi. Polisi itu masih dapat mendengar teriakan Boby, meskipun jarak mereka sudah sangat jauh. Kemudian diapun pergi

Nyala api semakin terang, melingkupi Boby , dia Berjuang untuk menghindari panasnya yang membara, dia merangkak menjauh dari pohon besar itu. Alka yang melihat hal itu segera berlari menyelamatkan Boby sebelum terbakar. Alka lalu membawa Boby ke tempat yang aman
#222222; font-family: ""sans-serif"","serif"; letter-spacing: .2pt;">***

Esok paginya Juan menyuruh bawahannya untuk menuju ke sebuah makam , dia memerintahkan membawakan mayat Boby , Dia yakin semalam dia berhasil membunuhnya 
"Rudi kamu saya perintahkan menuju makam , bawa mayat Boby , dia sudah terbunuh dan terbakar semalam “ Ujar Juan

"Oke oke baiklah" ujar Rudy 

color: #222222; font-family: ""sans-serif"","serif"; letter-spacing: .2pt;">Rudi , berangkat menuju tempat yang dimaksud namun ternyata Dia melihat Boby masih Hidup , 
"Aku baru saja menemukan kapak ku ternyata Kapak ku memang lagi haus darah " ujar boby
.

Boby Lalu menyerang Rudi Dia memenggal Kepalanya lalu menyobek dadanya agar bisa diambil jantungnya 

Kau nggak perlu meng-khawatirkanku. Tidurlah saja yang nyenyak."

Lalu dia keluar makam tersebut , Di sana Alka sudah menunggu untuk pulang bersama
Bersambung ke Episode 7

dI tulis oleh : Ryan 
gambar By  : Sutiya

Comments

Popular Posts