Boby Part 4 ( Boby Vs Denis)


Di pagi yang cerah Boby berjalan  menyusuri jalanan. Terlihat masih sangat sepi, tentu saja, sekarang pukul 06.00 pagi Boby menggerakan kakinya menyusuri jalanan menuju ke pasar  terdekat.

Saat dia sampai, dia memesan Roti untuk di bawa pulang.  Lalu Dia membaca koran utama . Tapi, judul koran tersebut membuatnya sedikit tertawa. Bagaimana tidak? Dikoran tersebut bertuliskan.

“Martin Si Mafia tanah dan anaknya si pengedar narkoba antar kampong telah tewas, ”

Lucu ‘’ Ujar Boby dalam Hati

 Bagaimana tidak lucu karena dia sendiri yang membunuhnya . penduduk  desa tersebut bersukacita , menjadikan berita tersebut menjadi Viral .

Dia memutuskan untuk pulang setelah selesai membaca Koran itu

Walaupun banyak penduduk yang bersuka cita namun ada juga yang merasa tidak suka  dia Inspektur kepolisian bernama Denis. Memang aneh . begitu juga perawakannya, kekar, dan tinggi , mengapa dia terancam? Karena Denis adalah mafia Hukum dan sering berkonspirasi dengan Martin , Denis telah banyak menerima suap agar kasus – kasus pertanahan tidak di publish namun matinya Martin pastinya akan ada penyelidikan lebih lanjut dan Denis takut hal itu akan terbongkar . Denis tahu Boby yang membunuhnya maka dia harus membunuh Boby atau menagkapnya sebagai pengalihan Isu , Bukannya dalam penyelidikan memang Boby yang terindikasi membunuh martin

Sore itu, Denis datang, namun tidak seperti biasa dia muncul seorang diri, dengan membawa Belati dan Pistol layaknya seorang polisi . Mungkin, menurut orang lain sangatlah Keren, berbeda Boby.

Dia sudah Sering berhadapan dengan polisi nakal atau pembunuh berbayar seklipun selama itu dia tidak Gentar. Namun sanggupkah dia melawan Denis , Dia dikenal sebagai polisi yang cukup bengis , dia tak gendar menyingkirkan siapapun yang menghalanginya

“inikah persembunyianya ?”

Tanya denis dalam Hati ketika sampai di sebuah Gubuk.”

Dia sampai di kandang musuh yang akan dihadapinya, Tembakan pistol Ke udara  di tembakan Denis . Duarr’’ Bunyi Tembakan ke Udara

“keluar kau pembunuh , kau mau mati atau ikut denganku”

Boby, nama yang tak asing bagi polisi, nama yang selalu menghiasi laporan – laporan pembunuhan. Boby, seorang pemuda baik yang berubah menjadi seorang kanibal . Berjaket putih dan berambut panjang lengkap dengan seringai lebar dari mulutnya yang sangat lebar dan kapak di tangannya.

Di belakang gubuk , Boby yang sedang memotong kayu bakar yang dia cari siang tadi

“Lumayan juga nanti malam makan Roti tapi mungkin enak kalau ditambah jantung

 Kalian pikir    gubuk Boby penuh dengan potongan tubuh dan darah bukan? Tidak, Boby bukanlah seperti itu, gubuknya bersih.

Tiba – tiba, terdengar lagi oleh Boby tembakan kedua kalinya Boby merasa di tantang . Boby berjalan menuju depan Gubuk .dia berjalan sambil membawa kapaknya yang dia gunakan juga untuk membelah kayu . Tentu saja, Boby memiliki insting pembunuh yang selalu dia gunakan untuk membunuh korban-korbannya

“lu datang kesini , Mau mati lu? ”

‘’ jangan banyak bicara , Brengsek”

Tiba – tiba, Denis menyerang Boby. Boby lalu menangkisnya. Dilihatnya polisi itu .

“serangan lu kayak anak gadis ,  ujar Boby

Lalu tanpa bicara lagi Boby mengayunkan kapaknya, Denis menghindar sangat cepat. Dan membelakangi Boby . Boby lalu di tendang oleh Senis dari belakang hingga terpental.

Boby  berusaha tuk bangkit. Namun polisi itu sudah berada didepannya.

“Hey Denis, namamu denis kan? Polisi korup ?”

Tanpa menggubris pertanyaan Boby, denis langsung meluncurkan belatinya. Untung Boby bisa menangkisnya dengan cepat sehingga hanya tangan kirinya saja yang tergores. Boby terus melawan dengan kapaknya

Berkali – kali Boby menyerang, selalu dapat ditempis oleh Denis. Dan akhirnya, darah segar menyucur keluar dari lengan kanan Denis karena kapak Boby berhasil mengenainya. Denis  menahan rasa sakit sambil memegangi lengan kanannya.

“meringis kayak banci lu?”

Entah secepat apa, tiba – tiba Denis berada di belakang Boby. Boby terlambat untuk menoleh kebelakang sebelum Denis membanting tubuh Boby dengan sangat keras hingga suara dari tulang Boby yang patah.

“Hanya itu yang kau bisa hah? Tamparan ayahku yang kau bunuh lebih baik dari bantinganmu bajingan.”

Tanpa bosa – basi. Denis memukuli Boby bertubi – tubi hingga Boby tergeletak dan kapaknya terlempar.

“Hei bajingan, kita belum selesai.”

Boby bangkit dengan darah mengalir dari lengan dan kepalanya. Baru saja Boby bangkit, Denis sudah memukul Boby dengan kayu. Denis membiarkan tubuh Boby karena luka yang dideritanya. Lalu Boby merangkak mengambil kapak dan segera bangkit

“Aku masih bisa melawanmu sialan, jangan anggap aku seperti orang yang kau bunuh.”

Denis mencekik Boby hingga Boby kesulitan bernafas. Pada saat itulah, Boby melawan dengan memukul kapaknya ke wajah Denis. Belum cukup, Boby menebas wajah Denis hingga darah dari luka – luka itu. Denis berlari

. Dia berlari secepat-cepatnya. Boby mengejarnya walau ia terlihat tidak mampu.

“Dimana kau keparat?”

Denis melupakan satu hal. Darah dari tubuhnya memberitahu Boby akan keberadaannya. Boby lalu menebas denis dengan kapaknya yang tengah bersembunyi. Lengan Denis putus meninggalkan darah yang sangat banyak. ,

Dengan suara terengah – engah Denis berlari lalu dia terjatuh.

“Mau lari kemana kau , kesini kau brengsek, dulu ayahku kau bunuh denis ,  sekarang aku membalaskan dendamnya , sampaikan salamku kepadanya!”

Dengan putus asa akhirnya Denis terbaring tanah, tergeletak tak berdaya di tanah.

“Huft.. Akhirnya kau berhenti.”

“Seperti inilah  kau membunuh ayahku”

“Baiklah, Selamat tinggal, keparat”

Denis tak bergerak setelah kapak Boby mengarah dada denis.

Apakah setelah dendam ayahnya terbalas Boby berubah , tentu tidak dia akan menjalani cerita yang lebih seru

Esoknya Kutipan Koran

“Ditemukan  mayat polisi tanpa jantung di tengah hutan, ”

Huh, Boby apa yang kau lakukan sekarang ini? Anggota yang merepotkan.’’ Ujar Rey sambil membaca koran’’

Alka ‘’ Panggil Rey’’

Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan? ‘’ kata Rey sambil menunjukan Koran

Iya’’ jawab Alka

Bagus , kalau menolak bilang saya yang perintahkan’’ Rey kembali Berkata

Alka hanya mengangguk

Ditulis oleh : Ryan

  • Gambar : Sutiya

Comments

Post a Comment

Popular Posts